Selasa, 20 Oktober 2009

DUNIA LOVE PARA REMAJA

DUNIA LOVE PARA REMAJA
Bila malam pun tak berbintang
Dan bila angin pun tak berhembus
Hampa adanya duniaku ini..
Satu hari tanpa senyummu bagai hari yg tak bermentari
Terasa sepi dan tiada berarti
Para jombloe ngerasa keberadaan pasangan malah bikin ribet. Kayak memasung kebebasan bin kreativitasnya gitu lho. Deket dikit aja ama temen lawan jenis, dicemburuin. Nggak mau ngikutin kemauan 'yayang', dibilang nggak cinta. Nggak balas SMS atau missed call aja disangka selingkuh. Punya pendapat berbeda malah dicemberutin. Kalo udah gini, tentu being jomblo lebih asyik. Nggak terikat atau mengikat orang lain. Punya otoritas penuh nentuin langkah kakinya sendiri mau belok kiri, kanan, atau lurus tanpa pengawasan dari pihak lain. Mereka juga ngerasa nggak membebani orang lain untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Nggak heran kalo para jomblo itu begitu bahagia dan ceria menikmati kesendiriannya. Huhuy!
Sementara yang kontra, mereka juga punya alasan yang nggak kalah dahsyatnya. Bagi mereka, menyandang status jomblo seperti kutukan (wuiih syerem bener..). Soalnya hidup tanpa curahan kasih sayang dari lawan jenis ibarat sayur tanpa garam. Garing bin kering kerontang. Apalagi di kalangan remaja yang menobatkan pacaran sebagai simbol pergaulannya. Alamat bakal tersisih dari pergaulan dan memanen kata-kata sindiran yang pelan tapi dalem dan bikin kuping panas. Seperti yang dialami tiga cewek jomblo Gwen, Keke, dan Olin dalam film 30 Hari Mencari Cinta yang dituding lesbian cuma karena nggak punya gacoan. Gimana nggak gondok? Nggak ku..ku.. deh!


Makanya bagi kaum antijomblo, nggak punya pasangan bisa bikin depresi. Gejala yang ringan sih mungkin cuma uring-uringan, mimik mupeng ngeliat temennya yang pacaran, atau krisis percaya diri karena tak kunjung laku (emangnya jualan?). Tapi bagi yang sudah akut, gejalanya bisa parah. Karena nggak kuat lagi menahan rasa malu, gunjingan atawa sindiran, orang bisa menarik diri dari pergaulan sosial atau malah terdampar di Rumah Sakit Jiwa.
Kata Mbak Titik Puspa dalam sebuah lagunya, jatuh cinta itu katanya berjuta rasa­nya. Bener nggak sih? Hanya mereka yang per­nah merasakannya. Konon kabarnya, emang be­gitu kok. Dari mulai asem, manis, asin, kecut, sampe pedes dan turunannya yang berjumlah ribuan rasa. Wah, kayak lidah aja yang punya ribuan sensor syaraf untuk mengidentifikasi rasa. Seru banget ya? Hmm…
Well, apalagi kalo yang jatuh cinta itu remaja yang masih pada sekolah. Bisa tambah heboh sekaligus menggelikan. Lho, kok bisa? Maklum, biasanya teman remaja suka malu-malu kucing. Sebab, bagi kamu yang jatuh cinta pertama kali adalah pengalaman yang mende­barkan. Boleh dibilang bisa bakalan dicatat dalam lembaran sejarah kehidupan kamu. Soal­nya, emang seru sih. Tul nggak? Jadi deh, sesuatu yang terindah dalam hidup kamu.
Bagi tipe kebanyakan dari kamu yang emang malu-malu kucing, biasanya cuma se­neng ngincer doang. Pas ketemu orangnya bisa salting banget. Kalo jauh dengan doi, hati kita rindu. Eh, begitu doi dekat kita, malah dak-dik-duk, sebagian lagi malah memasang tampang jual mahal. Pura-puranya sih, nggak suka. Pada­hal, justru pengen disapa. Dasar!anak remaja mana sih yang awalnya nggak malu-malu kucing kalo ketemu kecengannya? Kayaknya, hampir semua teman remaja begitu. Nah, rupanya di sinilah serunya urusan cinta anak sekolah. Selain karena masih pemula dalam masalah cinta, juga karena persoalan kesiapan mental. Maklum saja, baru lepas dari masa kanak-kanak beranjak dewasa. Itulah remaja. Pengennya nggak disebut anak kecil lagi. Itu sebabnya, untuk bisa lepas dari predi­kat bocah cilik, biasanya teman remaja suka melakukan banyak hal, termasuk dalam urusan cinta, yang katanya salah satu ciri anak remaja. Hmm… ini yang paling greng dan favorit untuk dibicarakan. Bukan apa-apa, rasanya cinta yang hadir dalam diri kita kagak bakalan seru kalo nggak berusaha untuk diwujudkan. Artinya, kalo cinta cuma mampir di hati, bikin jantung berdetak dua kali lebih kenceng, dada kita terasa bergolak oleh panasnya api cinta, itu belum seberapa dahsyat. Kenapa? Sebab, bagi sebagai teman remaja, biar oke kudu diwu­judkan dalam bentuk aktivitas yang lebih kreatif. Yang paling mudah adalah pacaran. Nah lho?Betul, banyak teman kita yang menempuh jalur itu. Katanya sih, pacaran adalah wujud dalam mengekspresikan cinta yang hadir dalam diri kita. Tanpa diwujudkan dengan pacaran, cinta ibarat sayur tanpa garam. Hambar. Begi­tulah komentar para aktivis pacaran.
Benar. Bagi sebagian teman kamu boleh jadi berpendapat begitu. Sebab, berdasarkan bisik-bisik tetangga, pacaran itu bikin hidup lebih hidup. Nggak heran, banyak teman remaja yang meyakini bahwa pacaran tempatnya untuk mendapat perhatian dari lawan jenis. Lihat deh teman sekelas kamu yang kuat pacarannya, biasanya selalu memperhatikan penampilan. Gengsi dong kalo penampilannya kumuh bin kucel, sementara sang kekasih kayak guru yang kelewat telaten merhatiin kita. Tapi berbeda dengan guru, kalo diperhatiin sama si doi mah bisa jadi bikin kaki kita serasa nggak di tanah lagi, alias mengawang-awang. Suweneng bu­wanget. Pokoknya OK’s bang-get deh!
Bagi teman kamu yang lagi dilanda kasmaran, kadang cuma denger suaranya ata­u papasan di perpus aja suasana hatinya udah berbunga-bunga. Saking senangnya tentu. Apa­lagi kalo kemudian doi ngajak jalan-jalan ke kantin or sekadar duduk-duduk di taman seko­lah. Ditanggung anti manyun deh. Di sekolah boleh ada cinta, tapi jangan sampe membunuh cita-cita kamu. Cinta itu anugerah kok, dan bahkan sangat boleh jadi membawa berkah kalo kita bisa mengen­dalikannya. Tapi cinta bakalan membawa petaka, kalo kita nggak bisa mengendalikannya. Kata pepatah,
Omnia vincit Amor et nos cedamus Amori. Dalam bahasa kita berarti, Cinta menak­lukan segalanya: dan kita takluk demi cinta.
Bahaya banget kan kalo kita takluk oleh cinta, justru pada saat kita kudu meraih cita-cita dalam belajar kita. Sayang dong, cita-cita ortu kita, cita-cita kita untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya harus kandas gara-gara hadir juga cinta dalam diri kita, dan meng­gerogoti niat kamu untuk meraih cita-cita. Artinya, sekolah bagi kamu bukan ladang memuluskan cita-cita kamu, tapi malah jurang untuk menghancurkan cita-cita dan mengejar cinta yang, barangkali, masih belum pantas untuk kamu dapatkan. Maklum saja, cinta anak sekolah kan masih angin-anginan. Tul nggak?Tapi kalau pacaran malah buat semangat belajar sih harus diacungin emapat jempol,dari jempol tangan sampai jempol kaki.
Jika kita bertanya pada orang-orang dewasa ataupun yang telah uzur, sebuah pertanyaan yang menggelikan tetapi sangat menarik, "Kalau Anda ingin kembali ke masa muda, masa manakah yang akan Anda pilih?", kira-kira bagaimana jawaban mereka?
Pastilah kebanyakan dari mereka akan langsung menjawab ingin kembali ke masa SMU dengan alasan yang beraneka ragam. Tetapi salah satu jawaban yang pasti adalah ketertarikan mereka pada lawan jenis dengan berjuta-juta jalan cerita yang tak kunjung usai untuk diceritakan. Mereka mengakui bahwa ketika bertatapan dengan kecengan atau pada saat berada di dekat dia atau waktu ngobrol sama dia, akan timbul perasaan yang tidak dimengerti (tidak biasanya terjadi), seperti perasaan canggung/kikuk, malu, salah tingkah, atau perasaan dag-dig-dug nggak karuan.

Hanya Ada Tiga Hari

Hanya Ada Tiga Hari
The day will come when you will review your life and be thankful for every minute of it.
Every hurt, every sorrow, every joy, every celebration, every moment of your life will be a treasure. This is why today is called a PRESENT
H
mmm..pelajaran kimia! yuph..kadang memang sangat bosan. Dan terkadang juga perlu pengorbanan yang sangat untuk melewati pelajaran ini. -_- Guru yang mengajar pelajaran ini pun ngga bisa dianggap enteng,kalau beliau sudah masuk kekelas, hmm..mata anak-anak pasti pada melek semua,dan ngga ada yang berani mengucapkan sepatah katapun. Jujur ada satu hari dimana aku benar-benar sangat bosan dan mengantuk sekali. Otak ini sudah mumet karena semua rumus, namun akhirnya God mendengar doaku!
Tiba-tiba beliau mengajak share,ia juga memberikan nasihat kepada kami.Ini kata-kata yang beliau ucapkan waktu itu,hmmm...
’Kalian itu harus memanfaatkan hidup kalian,kalian tentu mau memiliki masa depan yang cerah,kelak pun ingin sukses,ia kan? Kalian juga harus ingat kata-kata ibu ini, hidup ini hanya ada 3 hari, yaitu Hari kemarin,hari esok,dan hari ini.
Hari kemarin.Halian nggak akan bisa mengubah apa pun yang telah terjadi. Kalian juga nggak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.Kalian juga ngga bisa lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang kalian rasakan kemarin.
Hari kemarin telah lewat,dan kalian nggak akan bisa merubahnya lagi.
Hari esok. Kalian nggak akan tahu apa yang akan terjadi esok. Kalian mungkin sedih atau ceria di esok hari. Dan kalian juga nggak akan bisa merubah atau mengetahui hari esok kalian.

Tapi Hari ini.Kalian pusatkan saja diri kalian untuk hari ini. Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit. Hari ini adalah hari yang ada digenggaman kalian,hari yang bisa kalian jalani sesuai kemauan kalian,maka jalani hari ini sebaik-baiknya. Lakukan yang terbaik hari ini!
Hari kemarin telah tertutup;
Hari depan pun belum tiba.
Itulah nasihat yang diberikan oleh guru yang dianggap galakoleh anak-anak,memang tampangnya judes,tapi beliau merupakan satu motifasi yang bisa aku contoh,serta dari setiap ”omelan” beliau,ada satu hal yang bisa aku dapatkan, ’Jangan mudah menyerah,jangan takut berkompetisi,lakukan yang terbaik sesuai kemampuanmu,jangan hanya numpang duduk disekolah!’ ^_^
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga!!!!!!